Rangkuman Mata Kuliah Manajemen Project Pertemuan 6

Work Breakdown Structure

WBS biasanya merupakan diagram terstrukrur dan hierarki berupa diagram pohon (tree strcuture diagram). Penyusunan WBS dilakukan dengan cara tap down, dengan tujuan agar komponen-komponen kegiatan tetap berorientasi ke tujuan proyek. WBS juga memudahkan penjadwalan dan pengendalian karena merupakan elemen perencanaan yang terdiri atas kerangka-kerangka seperti di bawah ini.

  • Kerangka penjabaran program
  • Kerangka perencanaan detail
  • Kerangka pembiayaan
  • Kerangka penjadwalan
  • Kerangka cara pelaporan
  • Kerangka penyusunan organisasi

Dari kerangka-kerangka tersebut, WBS dapat membantu proses penjadwalan dan pengendalian dalam suatu sistem yang terstruktur menurut hierarki yang makin terperinci, sampai pada lingkup yang makin kecil berupa paket-paket pekerjaan dengan aktivitas yang jelas. Paket-paket pekerjaan ini nantinya dapat dikelola sebagai unit kegiatan yang diberi kode identifikasi yang kinerja, biaya, mutu dan waktunya dapat diukur. Oleh karena itu, penyempurnaan dan tindakan koreksi dapat dilakukan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan selama pelaksanaan proyek.

Oleh karena itu, WBS dapat dipakai untuk membagi seluruh level proyek menjadi elemen-elemen kerja, menjelaskan proyek dalam satu format struktur level, fasilitas, dan mencakup seluruh item pekerjaan hingga selesai, pemecahan level sampai pada paket pekerjaan terakhir dengan kegiatan yang jelas dan cukup untuk perencanaan detail sebagai fase awal proyek.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan WBS secara umum disusun berdasarkan klasifikasi sebaga berikut:

  • Pembagian berdasarkan area/lokasi yang berbeda
  • Pembagian kategori yang berbeda untuk tenaga kerja, peralatan dan material
  • Pembagian subdivisi pekerjaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan
  • Pembagian pihak, seperti kontraktor utama, subkontraktor dan pemasok

Klasifikasi di atas dapat membantu menentukan tingkatan WBS untuk memudahkan monitoring terhadap bagian-bagiannya, serta menentukan penanggung jawab masing-masing elemen pada setiap tingkatan. Agar lebih jelas, di bawah ini diberikan contoh struktur WBS dengan kegiatan beserta identitas kode yang digunakan.

  • WBS (Work Breakdown Structure)
  1. Proyek Kantor 2 Lantai

1.A Pekerjaan Persiapan

1.B Pekerjaan Pondasi

1.C Pekerjaan Lantai 1

1.C.1 Pekerjaan Struktur

1.C.2 Pekerjaan Arsitektur

1.C.3 Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal

1.D Pekerjaan Lantai 2

1.D.1 Pekerjaan Struktur

1.D.2 Pekerjaan Arsitektur

1.D.3 Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal

1.E Pekerjaan Atap

1.E.1 Kuda-kuda Atap

1.E.2 Penutup Atap

1.F Finishing

  • Paket Kegiatan
  1. B. Pekerjaan Pondasi

B100 Pekeriaan galian Pondasi

B110 Pekeriaan pembesian Pondasi

B120 Pekerjaan bekisting Pondasi

B130 Pekerjaan pengecoran Pondasi

B140 Pekerjaan timbunan Pondasi

WBS tersebut menggunakan pengkodean berdasarkan tingkatan, yang berakhir sampai paket pekerjaan terakhir. Tingkat pertama adalah proyek perkantoran dua lantai. Untuk tingkat ke-2 yang terdiri atas pekerjaan pondasi, lantai satu, lantai dua, atap dan finishing, dibagi berdasar lokasi tempat pekerjaan, sedangkan tingkat ke-3 yaitu pekerjaan arsitektur, sipil dan mekanikal/elektrikal, pembagiannya berdasarkan spesifikasi pekerjaan.

Paket-paket pekerjaan terakhir yang berada pada tingkat ke-3 yaitu 1.B Pekerjaan Pondasi diuraikan menjadi unit-unit kegiatan dengan kode tertentu. Nantinya digunakan untuk menentukan anggaran biaya, alokasi sumber daya, penjadwalan waktu, program mutu serta pengendalian proyek.

 

Dosen Pengampu : Ibu Iis Rostiawati, S.E., M.M.

Source :

Husen, Abrar. 2011. Manajemen Proyek. Yogyakarta : Penerbit ANDI.